Satu semester telah terlewati dengan baik. Alhamdulillaaah..
Semester pertama kemarin, aku ambil empat mata kuliah, yaitu: Global Challenges in Agriculture, Emerging Issues in Plant and Animal Bioscience, Plant Physiology dan Effective Stakeholder Engagement. Apakah sulit? Apakah rumit? Yes. 100x yes hehe
Minggu-minggu awal terasa begitu sulit dan mendebarkan. Di sisi lain aku sangat bersemangat dan antusias belajar lagi di kelas, menerima kuliah, mempelajari hal-hal baru, dan bagaimana aku menghadapi tugas-tugasnya. Secara, aku terakhir masuk kelas itu 2015 ya kan. That was 9 years ago. Suwuwi loh rek! hehhe
Dari empat matkul yang kuambil itu, ada salah satu matkul yang aku takuti buanget. Yaitu Plant Physilogy. Dulu di IPB, aku juga pernah ngambil matkul itu sebagai matkul wajib interdepartemen. Aku ingat matkul itu dulu dari Departemen Biologi. Plant physiology belajar tentang fisiologi tumbuhan. Dari genetikanya, sistem pembuluhnya, biokimianya seperti transpirasi, fotosintesis, produksi ATP, respon tumbuhan pada lingkungan, sampai pengaruh anatomi morfologi terhadap hasil panen.
Karena dulu waktu di IPB, Fistum, biasa kami memanggilnya, sangat sulit dan rumit, maka ketika tau bahwa di jenjang master akan ada matkul ini lagi, aku ketakutan dan gelisah menghadapi semester dengan fistum di dalamnya. Sampai kira-kira week 7 kuliah, aku mengalami semacam gangguan cemas; aku gugup, kadang terasa sesak, sakit perut, dan kadang merasa aku akan pingsan. Tapi setiap perkuliahan, aku mencoba aktif mengikuti diskusi. Aku belajar dan menyimak sungguh-sungguh recording lecturernya sehari sebelum kelas. Aku membuat catatan-catatan kecil di buku tulisku dan bertanya jika ada yang kubingungkan.
Koordinator matakuliahnya, Dr. Millicent Smith, adalah orang yang kukagumi. Dia seperti seorang senior yang biasa membimbing kita praktikum, tapi dia di level tertinggi, cerdas, smart, cekatan, dan really in to plant physiology. Kelas Fistum adalah kelas workshop, dimana kuliahnya diberikan dengan model recording dan diupload di blackboard student. Setiap materi yang disampaikan Millie, begitu dia biasa menyebut namanya, terasa begitu menarik karena beliau sangat mencintai ilmu fisiologi tumbuhan ini. Saat menjelaskan cara kerja adaptasi tumbuhan misalnya, dia sering menambahkan "sangat luar biasa bukan sistem ini?", atau "cara kerja bagian ini sungguh menarik kan?". Beliau, seperti orang jatuh cinta saat membicarakan tanaman.
Satu sisi aku sangat mengagumi kelas Plant Physiology, satu sisi aku merasa payah karena kadang sangat kesulitan mengikuti diskusi di kelas. Aku juga ingin jadi bagian diskusi kelas. Tapi aku terkendala bahasa. Aku merasa sangat kesulitan di bahasa inggrisku. Aku merasa kata-kataku tidak jelas, tidak mudah dipahami, salah tata bahasa, miskin kosakata, dan banyak inferioritas lainnya yang kurasakan.
Setelah melewati week 8, hampir lebih dari setengah semester, aku mulai merasa baik-baik saja. Axiety ku berkurang dan aku tidak lagi merasa sakit perut saat mengikuti kelas Plant Physiology. Aku menyimak dengan baik setiap kuliah dan workshop yang dipandu oleh para profesor.
Ah, iya betul. Aku juga punya cerita lucu tentang Plant Physiology ini hahaha (dan memalukan)
Jadi saat itu adalah mengerjakan laporan praktikum 1, dimana aku menulis draftnya langsung di file yang sama dengan laporan yang kukumpulkan. Aku ingat sekali waktu itu aku udah teliti banget ngoreksinya sebelum submit, tapi ternyata tetep ada yang missed yang baru ketahuan setelah dibahas di kelas sama dosennya! Ya dosennya juga bahas banyak koreksian sih, tapi aku ga nyangka salah satu bahasan itu ngarah ke aku. Dia bilang, all student should check again before submitting, i know sometimes you make draft in the same file right? But i found in one of the reports show "bla bla bla" in the script. Waktu itu sih aku ga nyadar. Tapi pas nilai keluar dan koreksinya aku terima, tepat di halaman yang sama dia muji grafikku yang bagus itu, dia ngasih komen di bagian bawah halaman di titik dimana ada "blabla" dengan komentar "?". NOOOOOO AKU MUALU POL. hahhaha Top 5 embarassing moments in uni life.
Tapi dari situ aku belajar banyak sih. At least dia tau kalau aku pure ngerjakan sendiri dengan draftku sendiri. Karena waktu itu dia lebih highlight banyak juga menemukan mahasiswa yang kerjaannya mirip which is dia sama sekali ga suka. Dan dia ada maklum dikit lah karena waktu itu prac report pertama dimana banyak mahasiswa yang harus membiasakan diri dengan format yang diharuskan oleh universitas dan matkulnya. Di prac report 2, aku bener-bener ngasih yang terbaik dan alhamdulillah, matkul yang kutakutkan sejak sebelum berangkat bisa menghasilkan nilai 97 di laporan kedua itu. Meskipun nilai akhirnya bukan nilai sempurna 7, tapi aku bersyukur banget bisa melalui mata kuliah yang bikin aku anxious berminggu-minggu dengan nilai yang cukup memuaskan.
Matkul selanjutnya yang aku ikuti adalah matkul Global Challenges in Agriculture. Kuliah ini dipandu Prof. Susanne Schmidt, seorang profesor bidang pertanian dari Jerman. Beliau orang yang sangat ramah, humble dan mengingatkanku pada dosen-dosen senior di IPB. Tugas di kelas beliau adalah membuat e-portofolio sebagai jurnal mingguan based on topik yang dibahas di kelas. E-portofolio dibuat dari google sites, seperti yang saat ini sedang aku lakukan di blogku ini. Speaking of Google Sites, sebenarnya sebelum kuliah di sini aku udah kenal Google Sites, tapi ga pernah make secara intens karena kurang familiar dengan fitur-fiturnya. Tapi setelah tugas e-portofolio itu kok jadi nyaman. Akhirnya sekarang bikin blog pake Google Site aja deh yang gampang dan murah.
Kelas Global Challenges itu seru pol sih. Setiap minggu selalu ada sesi diskusi dan presentasi. Kelas ini bener-bener kerasa kelas internasionalnya. Pernah juga salah satu minggu, duduklah kami dari berbagai negara dan benua di satu kelompok diskusi. Ada dari Indonesia, Malaysia, China, Colombia, Ghana, dan Sri Lanka. Seru banget!
Di akhir semester, Professor Schmidt juga ngajak food festival kecil-kecilan dimana setiap student bawa makanan/jajanan tradisional dari negara masing-masing. Aku sama Mbak Intan, teman Indonesiaku, bawa aneka gorengan dengan sambel abc ekstra pedas haha. Waktu itu kami goreng bakwan, bikin tahu isi dan telo goreng. Teman-teman suka semua terutama tahu isi. Muantap haha
Matkul ketiga yang juga matkul foundational course atau matkul dasar wajib adalah Emerging Issue in Plant and Animal Bioscience. Sejujurnya aku ga expect matkul ini bakal susah. Ternyata susah banget! Susahnya di tugasnya sih. Tugas matkulnya tuh 2 kuis pendek dengan topik tentang plant dan animal bioscience dengan nelaah jurnal gitu. Trus ada 3MT or three minutes thesis, presentasi based on jurnal eksperimental juga, dan terakhir ada esai panjang berbobot 40% dari total nilai. Aku ngerasa udah maksimal banget ya, tapi ternyata nilainya tetep tidak menopang kehidupan akademikku di semester pertama alias aku ga puas dengan hasilnya dan yaah mau gimana lagi yang penting ga failed aja alhamdulillah :')
Matkul terakhir adalah Effective Stakeholder Engagement. Sebenarnya ini bukan matkul dasar wajib, tetapi masuk dalam list matkul pilihan elektif yang bisa diambil sebanyak 0-6 units. Aku milih ambil matkul ini karena matkul ini berguna banget buat profesiku sebagai penyuluh pertanian. Matkul ini juga kaya kepanjangan dari matkul-matkul Sosiologi Pedesaan dan Pengembangan Masyarakat yang pernah kuambil di IPB. Selama satu semester, topik yang dibahas di matkul yang diajar oleh Bu Severine van Bommel ini sangat relate dengan kerjaan di desa. Studi kasusnya juga sangat menggambarkan isu-isu engagement di seluruh dunia. Kawan-kawan dari China, Mongolia, Pulau Solomon dll juga banyak berbagi cerita yang mirip dengan pengalamanku di Indonesia.
Nah kaya gitu sih pengalaman first semesterku. Kalau aku bisa ngobrol sama Trini di bulan Desember 2022, aku bakal ngasih tau ke dia kalau keputusan buat masuk ke kelas akademik lagi adalah keputusan yang sangat baik dan bijaksana. Rasanya kaya... Otakku bekerja dengan maksimal hahaha. Berlebihan ga sih istilah itu. Tapi beneran, apalagi pas ngerjakan tugas-tugas esai.
Sampai jumpa di cerita semester selanjutnya..