Aku langsung terus terang aja, daftar LPDP, sampai ketrima, adalah proses panjang yang melelahkan. Ditambah nanti setelah ketrima, prosesnya jauh lebih panjang lagi. Dan percayalah, proses itu adalah proses yang penuh pelajaran berharga. Satu hal paling aku sadari dari proses mendaftar beasiswa ini adalah, aku jadi kenalan sama banyak banget orang keren. Sejak jadi PNS, sebenarnya aku cukup menutup diri dan enggan berkenalan dengan orang-orang baru. Aku merasa overwhelmed dengan bersosial karena sehari-hari aku udah kenal dan ketemu buanyak banget orang. Tapi sejak memulai menapakai petualangan beasiswa ini, aku jadi memberanikan diri kenalan dengan banyak orang baru, baik sesama pejuang beasiswa, senior-senior awardee, maupun teman-teman sesama pegawai di instansi tempatku bekerja dan instansi lainnya. Tentu ini sebuah kehidupan sosial yang next level bagi seorang Trini yang 'sembunyi' cukup lama dari peredaran haha.
Kenapa judul postingan ini nyebutnya delapan bulan? Sebenarnya, gak delapan bulan, rek. Lebih kalau kubilang haha. Tapi satu semester lebih ini adalah proses panjang yang kuhitung dari awal aku menghadap kepala bidang penyuluhan di dinas sampai aku nerima pengumuman ketrima. Proses panjang itu mencakup les IELTS, tes IELTS, ngurusin birokrasi dan perlengkapan administrasi, bikin esai, les dan belajar untuk tes bakat skolastik, mock-up interview dengan sesama teman pendaftar dan para awardee, sampai persiapan dan pelaksanaan tes interview/substansi dan waktu tunggu sampai pengumuman. Di sela-sela itu aku tetap bekerja, ngajar dan melanjutkan kehidupan sosialku yang biasa-biasa saja.
Mempersiapkan seleksi administrasi berarti menyiapkan salah satu poin penting dalam isian pendaftarannya. Yaitu esai kontribusi. Esai kontribusi akan diuji dengan mendalam jika kita lolos seleksi administrasi sehingga, sebisa mungkin kita harus konsisten dari awal sampai akhir tentang apa yang kita tulis dan apa yang nanti kita sampaikan kepada penguji di seleksi substansi.
Aku ga pernah ndakik-ndakik kalau ditanya teman-teman gimana tips menulis esai LPDP yang benar. Jawabanku selalu dimulai dengan ikuti apa yang diminta oleh LPDP di buku panduan. Apa saja item yang harus ada di esai? Kalau kita mengacu pada buku panduan atau website LPDP, antara lain adalah Komitmen Kembali ke Indonesia, Rencana Pasca Studi dan Rencana Kontribusi setelah kembali ke Indonesia dengan ketentuan jumlah kata yang tertulis juga di panduan yang sama. Cukup. Hanya itu. Memenuhi persyaratan itu adalah hal basic, yang mana kalau kita bisa menceritakan benang merah antara siapa dan apa kita di masa lalu, masa kini dan di masa depan, dengan persyaratan tersebut di atas akan menciptakan esai yang compact, berbobot namun mudah dipahami. Tips lain untuk menulis esai LPDP adalah selalu terbuka dengan masukan dan saran. Waktu itu aku dibantu dua teman awardee LPDP 2016 yang mereview esaiku secara keseluruhan dan seorang psikolog yang membantu mereview pertanyaan-pertanyaan psikologis di kolom biodata yang harus diisi. Aku juga meminta beberapa orang lainnya untuk ngasih masukan apakah flownya sudah enak buat dibaca, seperti adek Zulfa, teman-teman PNSku dan juga teman ku dari IPB. Pokoknya aku usahakan untuk menerima berbagai masukan tapi tidak dengan mematikan ide asliku. Proses menulis esai cukup aku nikmati karena proses awal membaca meriset menjadi awal yang baik sebelum memasuki kelas akademik sekali lagi.
Setelah merasa yakin dengan semua berkas dan isian form pendaftaran, submit pendaftaran jangan dilakukan mepet dengan tanggal penutupan. Lakukan maksimal, dua hari sebelum tanggal penutupan sebagai antisipasi jika ada server down atau halangan lainnya. Kalau sekiranya yakin dan ingin memulai belajar untuk tes bakat skolastik (untuk yang mengikuti), bisa langsung dimulai belajar sembari menunggu pengumuman seleksi administrasi.
Banyak yang bilang tes batas skolastik mirip tes CPNS dan soal-soal numeriknya juga mirip tes-tes masuk perguruan tinggi. Sebagai seseorang yang pernah gagal di seleksi SKD CPNS, tentu aku ketar-ketir dengan stereotype yang menempel pada Tes Bakat Skolastik LPDP ini. Logika matematika lagi, silogisme lagi, deret angka lagi? Tidaaaaaaak.....
Tapi kemudian aku sadar, bahwa tes mengejar beasiswa itu ya gini ini. Selalu ada tantangannya dan tes tes yang menjadi ciri khas seleksinya. Kalau kita takut terus, kapan kita akan meloncati batu ketakutan itu. Akhirnya, aku mulai menyusun strategi belajar tes skolastik ini. Ada banyak jasa les juga sebenarnya dan aku belum mempertimbangkan untuk les di awal-awal. Tapi setelah mencoba membaca dan menelaah jenis-jenis soalnya dan mengingat aku kalau ga ada paksaan belajar takut malah males malesan, akhirnya les aja deh.
Ada satu les-lesan online yang membahas prediksi soal-soal tes skolastik dari tahun ke tahun. Satu les-lesan ada membernya kurang lebih 12 orang dan les dilakukan setiap jam 8 malam WIB. Teman-teman, aku ni sungguh lemah di hitungan. Apakah aku sedang melabeli diri sendiri? Ya. Karena aku sudah mencoba mengamati diriku sendiri sejak SD dan saat kuliah aku akhirnya mengatakan dengan berani kepada diriku sendiri, "Trini, kamu sangat lemah di soal hitungan dan teknis, terima saja ya dengan lapang dada". Aku selalu kesulitan dan merasa stressssss setiap melihat angka angka itu. Dulu saat tes SKD CPNS yang kedua, aku belajar sendiri dan hasilnya cukup mepet dengan nilai minimalnya. Sekarang, di tes skolastik LPDP ini aku tidak berharap banyak juga. Yang penting lulus dan melewati passing grade.
Dan yap, aku lulus. Waduh sek ya aku lupa nilainya berapa *membuka history percakapan dengan Mas Abid, teman PNS yang juga daftar LPDP.
Oke, udah ketemu. Ternyata nilai totalku 170, waktu itu passing grade TBS 110. Tapi ini lucu banget sekarang lihat percakapannya karena aku bilang, "Mas, itungannya kayanya cuma bisa 5 soal". Lol lucu banget padahal soal TBS nya kayanya ada 20an deh. Untuk tes TBS ini, kita gatau lolos gaknya kita sampai pengumuman lolos muncul di akun pendaftaran kita. Tapi setelah tes selesai dan submit jawaban, kita bakal dikasih tau nilai total kita aja. Baru setelah pengumuman lolos itu kita bisa melihat PG nya berapa. Tapi emang ya Allah susah banget kalau kuingat lagi dibanding soal-soal di les-lesan. Aku les aja keteteran apalagi kalau aku ga les T_T
Okay, setelah pengumuman fiks lolos, saatnya menyiapkan seleksi ke-3, yaitu Tes Wawancara atau Tes Substansi
Tes Substansi aku pos di postingan selanjutnya ya soalnya ceritanya panjang bingits haha
See you in next srory~